Pages

Wednesday, December 15, 2010

Cikarangku, Sampai Kapan?

Diperlukan kesabaran dan keuletan dalam menunaikan ibadah haji. Begitu cerita teman-teman yang baru pulang dari perjalanan dari tanah suci. Tapi pengalaman membuktikan bahwa untuk daftar haji pun diperlukan kesabaran dan keuletan yang sama.

Monday, November 29, 2010

Sertifikasi DPS BPRS, Riwayatmu Kini

Hari ini (29 Nopember 2010) Dewan Syariah Nasional (DSN) kembali mengadakan training sertifikasi Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk BPR Syariah angkatan ke II. Angkatan Pertama sudah dilaksanakan pada bulan Juli lalu. Training ini diadakan bersama Bank Indonesia untuk meningkatkan kompetensi para DPS dalam melakukan pengawasan kepatuhan produk dan praktek BPRS terhadap prinsip syariah.

Tuesday, November 23, 2010

Sekuritisasi Aset secara Syariah, Mungkinkah?

Jaman ini "jamannya syariah", kata seorang teman. Apa-apa serba syariah. Seolah-olah selama ini kita mengerjakan sesuatu secara tidak syariah. Terus, apakah jika tidak ikut syariah berarti kita tidak benar?

Tuesday, November 16, 2010

Andai saja Padang Arafah itu letaknya di Bekasi.....

Ahad 14 Nopember 2010 malam, saya harus punya persiapan ekstra untuk esok hari. Bukan saja karena esoknya, Senin, merupakan hari kerja pertama dalam seminggu, tapi juga karena akan banyak pertanyaan seputar 'Idul Adha. Diperkirakan akan ada perbedaan hari bagi lebaran haji itu  di tengah masyarakat Indonesia tahun ini.

Monday, October 11, 2010

Mengapa harus tertipu lagi?

Lihan sedang belajar pilot
Memasuki hari ke 20 Ramadhan tahun 1431, yang seharusnya diisi dengan i'tikaf dan ibadah intens lainnya, tiba-tiba datang panggilan pengadilan Negeri Martapura, Kalimantan Selatan kepada saya. Panggilan itu berhubungan dengan posisi saya sebagai ahli perbankan syariah untuk sebuah kasus besar, yang melibatkan hilangnya uang masyarakat sebesar Rp. 871 milyar. Tersangkanya adalah seorang mantan ustaz bernama Lihan bin H. Bahri. 

Wednesday, September 8, 2010

Anomali Puasa Orang Indonesia

Kata ulama, tanpa Islam, masyarakat akan hancur. Tapi kalau Islam dilaksanakan dengan cara yang tidak betul, efeknya juga sama, tidak akan mendatangkan manfaat maksimal. Apalagi diiringi dengan tradisi yang tidak Islami. Pasti ada kontradiksi di dalamnya. Dan setiap kontradiksi pasti akan menimbulkan efek yang berlawanan.

Puasa, menurut Islam mendatangkan efek kejujuran dan empathi kepada fakir miskin. Ia juga menjaga orang dari perbuatan yang tidak berguna. Karena perbuatan yang buruk akan menghilangkan pahala puasa.

Entah darimana konsepnya, orang di Indonesia banyak melakukan hal yang aneh bahkan kontradiktif dengan puasa. Melalui media massa, kita tahu diantaranya:

Monday, August 9, 2010

Polytheist di perbankan syariah

Ini cerita iseng (side talk) bernada sedikit berbeda dari sebuah Training of trainers Perbankan Syariah. Dimana tempatnya, rasanya tidak etis untuk disebutkan. Cukuplah untuk mengatakan bahwa tak dinyana, ada juga wacana yang melihat perbankan syariah dari perspektif lain. Perspektif itu lumayan "fundamental" dalam Islam, yaitu aqidah. Dari sisi seorang trainer, saya melihatnya sebagai keragaman sudut pandang yang dapat memperkaya warna diskusi, sehingga acara training jadi tidak monoton. Tapi dari sisi para peserta, sudut pandang seperti ini terasa seperti karang; keras dan kaku. Susah untuk diajak dialog, tidak mudah untuk menerima dan tidak gampang untuk memberi. Jika tidak dicegah, bisa saja akan tercipta suasana yang berkembang menjadi debat panas yang berkepanjangan. Pada titik ini peran seorang fasilitator amat kritis untuk menjaga diskusi agar perbedaan itu menjadi rahmat, bukan laknat.

*****

Ada dua teori tentang Tuhan, katanya. Satu teori mengatakan tuhan itu hanya satu, yaitu Allah. Selainnya bukan tuhan. Teori lain mengatakan tuhan itu banyak, sedangkan yang berhak disembah adalah Allah semata. Menurut cak Nur (Nurcholis Madjid), seharusnya syahadat ummat Islam itu diartikan dengan "Tiada tuhan melainkan Tuhan." Bedanya tuhan kecil pakai "t" kecil sedangkan tuhan besar pakai "T" besar. Tanpa meributkan urusan apakah "Allah" itu nama tuhan ataupun sekedar tuhan berlabel khusus ("al" dalam bahasa Arab sepadan dengan "the" dalam bahasa Inggris) ungkapan berikutnya akan menggunakan  teori kedua, yang mengatakan ada banyak tuhan, tapi yang berlabel "layak disembah dan ditaati" cuma satu, yaitu Allah. Tinggal dilihat, perbankan syariah akan memilih yang mana.

Monday, August 2, 2010

Cara mengajar Perbankan Syariah yang mudah dan efektif

Pertanyaan itu muncul dalam TOT Perbankan Syariah untuk para dosen di Universitas Airlangga dan Perguruan Tinggi undangan, bulan Mei 2010 lalu. Sebagian besar peserta mengeluhkan banyaknya istilah Arab dalam bank syariah. Padahal masyarakat Indonesia masih pada tahap yang sangat dini untuk memahami perbankan syariah.


Sebenarnya logo "iB" sudah cukup menjadi pengantar bagi yang belum memahami praktek dalam perbankan syariah. Cukuplah bagi mereka untuk menyimpulkan bahwa transaksi melalui outlet atau kantor yang menggunakan lambang tersebut merupakan transaksi syariah. Atau bisa meminta orang yang bekerja di dalamnya untuk menyediakan layanan syariah.

Monday, May 24, 2010

Pontianak; The Real Battle is on the Way

Kau orang tak de nama lain ke? Apasal awak punya kota sama dengan nama hantu?
(Kalian tidak punya nama lain ya? Mengapa nama kota sama dengan nama hantu?)

Begitu kira-kira pertanyaan sohib saya, yang orang Malaysia, waktu saya cerita di email bahwa saya mau tugas ke Pontianak. Memang menurut sohibul hikayat, kota itu didirikan di tempat yang dulunya banyak hantu gentayangan, yang disebut pontianak, alias kuntilanak. Jika dilihat dari sejarahnya sih, memang terdengar seram. Tapi begitu datang ke kotanya, orang akan jadi bertanya-tanya, apa nya yang seram?

Tuesday, April 20, 2010

Ngkong Saolin, Sang Administratur yang Tak Tergantikan

Pertama masuk pondok pesantren pada tahun 1980 saya tertawa mendengar nama Saolin. Terus terang saya teringat Shaolin Temple, biara yang jadi kawah candradimuka para wu-shu-in (pesilat kungfu) di Cina. Film khusus tentang biara itu sendiri dibuat pada tahun 1982 dan dibintangi oleh Jet Li muda. Ternyata yang dimaksud teman-teman adalah nama orang, Saulin Arief atau sehari-hari dikenal dengan panggilan Saolin, yaitu petugas administrasi Yayasan, yang khusus diperbantukan kepada Pimpinan Umum.

Thursday, April 1, 2010

Guru Rofi'ie, Lambang Dedikasi

Namanya Ahmad Rofi’ie. Kami memanggilnya guru Rofi’ie. Orangnya gemuk dan sehat. Suka becanda tapi juga gampang marah. Jago bahasa Inggris dan mengerti psikologi. Dia juga pembina pramuka yang hebat, selain penggemar sepakbola yang fanatik. Tulisan ini dibuat untuk mengenang jasa-jasa beliau sebagai guru, (yang mungkin sudah terlupa), sekaligus nostalgia selama bersamanya. Juga untuk mengenalkan kepada adik-adik santri yang mungkin tidak pernah bertemu dengannya.

Monday, March 29, 2010

Mutiara ditengah Maulid Kaum Ibu

Majelis Ta'lim Kaum Ibu Almamur namanya. Letaknya di Cikarang barat, kampung halaman saya. Murid setianya, yang hadir tiap hari Rabu, hanya 30 orang. Tapi ketika peringatan maulid kemarin (27 Maret 2010), jumlah yang muncul ada seratusan. Mereka utusan dari majlis ta'lim kaum ibu sekitar.
Majelis ta'lim ini dianggap "sempalan" karena majelis ta'lim kaum ibu sebelumnya sudah berubah nama menjadi Almamuriyah. Tempatnya pun sudah pindah. Alma'muriyyah kini memiliki gedung sendiri. Dibangun dengan biaya urunan, yaitu gabungan antara waqaf dan sumbangan kaum ibu. Waktu pengumpulan sumbangan tiap minggu, majelis ta'lim itu masih bernama Almamur dan tempatnya masih di masjid. Yayasan pelindungnya waktu itu adalah Almamur, yang juga mengayomi pendidikan, dari ibtidaiyyah sampai SMU dan Aliyah. Sedangkan untuk Almamuriyah sekarang ini ada yayasan pengelolanya sendiri, namanya Almamuriyah juga. Dibentuk pas mau pindah tempat dari masjid ke gedung sendiri.

Singkat cerita, kini majelis ta'lim yang asli, yang namanya Almamur, harus back to basic. Tempatnya balik lagi, di masjid. Hari pengajiannya tetap hari Rabu (ini yang bikin ribut, karena pengajian di Almamuriyah juga dilaksanakan di hari yang sama dan jam yang sama). Mungkin memang itulah aslinya, seperti cikal bakalnya, yaitu di mushalla Nurul Fata, yang sekarang berubah namanya jadi Nurul Ikhlas (depan rumah saya). Mungkin seperti itu pula yang diinginkan oleh pendirinya, KH. Mahmud bin Saijan (ayah saya) dan penerusnya, KH. Abubakar Sanusi (abang misan saya). Kecil dan sedikit, tapi berkualitas.

Thursday, March 25, 2010

KH. Noer Alie dan Ekonomi

Cecep Maskanul Hakim

Tidak mudah menulis pemikiran seseorang yang telah wafat. Tidak mungkin misalnya melakukan wawancara. Apalagi yang bersangkutan tidak meninggalkan jejak berupa buku atau artikel di majalah dan koran. Yang tertinggal darinya hanyalah apa yang diceritakan orang lain tentangnya dan tidak bisa lagi dikonfirmasi.

Tapi tidak demikian halnya dengan KH. Noer Alie. Kiai yang amat populer di kalangan masyarakat Bekasi dan Jawa Barat ini, meskipun tidak meninggalkan tulisan, tapi ajarannya masih melegenda. Beliau telah menghadap Yang Kuasa, tapi kenangan dan cerita tentangnya begitu hidup di kalangan murid, sahabat dan bahkan cucu-muridnya. Hal ini dikarenakan pengabdian beliau yang nyaris tidak terhenti sepanjang hidupnya, terutama bagi perbaikan dan pengembangan masyarakat. Mulai dari keterlibatannya dalam revolusi fisik melawan penjajah Belanda, menjadi Ketua Dewan Pemerintahan Kabupaten Bekasi, mendirikan lembaga pendidikan, dan mengajar keliling ke berbagai masjid. Tidak heran jika almarhum dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah atas jasa-jasanya dalam rangka ikut berjuang melawan penjajah Belanda dan mempertahankan Republik Indonesia.

Pemikiran Ekonomi Ibn Abidin

Cecep Maskanul Hakim


I. Sekilas Ibnu Abidin

Muhammad Amin bin Umar bin Abdul Aziz Ad-Dimsyaqi al Hanafi atau dikenal dengan nama Ibnu Abidin, lahir di Damaskus rahun 1194 H dan wafat tahun 1252 H. Ibnu Abidin tumbuh dibawah pemeliharaan ayahnya yang pedagang, yang memanfaatkan perdagangannya untuk mencari ilmu pengetahuan.

Ibnu Abidin mulai mengarang buku pada umur 17 tahun. Karangannya mencapai 40 kitab. Ia menjadi rujukan fatwa di Damaskus. Suatu hari seorang yang dengki mengadukan kepada Sultan Abdul Hamid bahwa salah satu pembahasan dalam kitabnya “Hasyiyah” membahayakan kekuasaan Sultan yang mengakibatkan buku itu dikumpulkan dan dimusnahkan. Tetapi para ulama membantah kabar tersebut sehingga kitab-kitab itu dikembalikan dan disebarluaskan.

Ibnu Abidin hafal Quran sewaktu masih kecil. Ketertarikannya kepada ilmu dimulai ketika ia suatu hari membaca Quran di tempat ayahnya berdagang. Tiba-tiba lewat seseorang yang kebetulan mendengar bacaannya. Orang itu memarahinya sambil menyalahkan bacaannya, dan berkata: ”Kamu tidak boleh membaca Quran seperti ini, karena pertama tempat ini adalah tempat berdagang. Orang-orang itu jadi tidak mendengar bacaanmu karena kesibukannya. Mereka jadi berdosa karenamu. Kedua, kamu juga berdosa karena bacaanmu salah.” Ibnu Abidin bangkit dan bertanya pada orang itu dimana orang yang ahli pada zaman itu. Orang itu lalu menunjukkannya kepada Syaikh Said al Hamawi. Ibnu Abdin lalu pergi kepadanya yang kemudian mengajarkannya hukum-hukum bacaan dan Tajwid. Saat itu ia belum lagi baligh, tapi ia sudah mulai menghafal kitab-kitab qiraat dan Tajwid seperti AsSyatibiyah dan alJuzriyyah. Ia kemudian mendalami Nahwu dan Sharaf serta fiqih mazhab Syafii. Ia lalu menghadiri majlis Syaikh Muhammad Syakir as Saa’i Al ‘Amar. Ibnu Abidin belajar darinya ilmu Ma’qul dan Manqul seperti Hadist dan Tafsir.

Ia lalu pindah ke Mazhab Abu Hanifah ketika ia belajar dari gurunya Assaa’iy, membaca kitab-kitab fiqih dan usul fiqih sampai mahir dalam ilmu itu. Ia kemudian menjadi pemikir pada zamannya. Ia juga belajar dari gurunya Syaikh AlAmir AlMasry dan menghadiahkannya ijazah pemikir Syam, Syaikh Muhammad alKazbiry. Ia juga belajar dari ulama-ulama terkenal seperti Abdul Ghany al Maydany, Syaikh Hasan alBaythary dan Ahmad Affandi al-Islambuly dll.

Tuesday, March 23, 2010

Ormas Islam, antara idealita dan realita

Kemarin pengurus pusat sebuah ormas pemuda bertandang ke rumah. Mereka mau silaturahim (lagi) katanya. I thought to myself, what else? Apalagi yang mau didiskusikan dalam situasi seperti ini? Lagipula sudah lama ormas ini bikin hati nggrundel. Nasehat sudah banyak, dorongan nggak kurang, kritik saya berikan setiap kali mereka datang. Percuma saja kalau nggak pernah dilaksanakan.

Dengan berat hati saya akhirnya memberi tausiah (lagi). Dulu waktu saya menikah saya mendapat kehormatan dengan kehadiran Prof. Dr. Hasan Langgulung (alm, pakar pendidikan yang lama bermukim di KL),  yang memberikan tausiah dengan mengutip ayat yang kira-kira terjemahan bebasnya seperti berikut:

Sungguh akan kami coba kalian dengan kekhawatiran, kelaparan, kekurangan harta, sumber daya manusia dan harta. Berilah kegembiraan kepada orang yang sabar. 

Lama saya merenungi  tausiah ini. Pertama, saya penasaran, mengapa Prof. Hasan membacakan ayat ini kepada orang yang hendak berkeluarga? Biasanya ayat ini saya dengar dalam training-training dulu, waktu di ormas seperti PII, HMI, IMM dan sebagainya. Ayat ini kita kutip sebagai pendorong motivasi para kader untuk bisa bertahan terhadap berbagai cobaan yang dihadapi ormas tercinta.  Tapi ternyata lama-kelamaan saya sadar bahwa prinsip yang dikandung dalam ayat ini bukan hanya berlaku bagi para kader organisasi, tapi juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dan itu ternyata terjadi dalam kehidupan saya.

Bank Syariah, Menyiasati Krisis

Dari iB Blogger Competition – Kompasiana
Ketika ribut-ribut tentang krisis di Amerika beberapa waktu lalu, banyak orang menoleh ke bank syariah. Sebagian besar orang masih haqqul yakin bank syariah pasti tahan krisis. Buktinya sudah ada. Waktu krisis tahun 1998, bank syariah tetap eksis. Bank-bank lain dilikuidasi atau direkap, dia malah berkembang. “Udah jaminan mutu, Cing” kata teman asal Petukangan, “nyang asli Betawi “.

Tapi dengan banyaknya bank syariah bermunculan, pertanyaan itu kembali relevan. Biasanya semakin banyak barang, kualitasnya semakin tidak terjaga. “Gugus kendali mutu”nya tidak sebagus kalau barangnya masih satu atau dua saja. Terkadang ada cerita sedih juga. Demi harga yang rendah mutu terpaksa dikorbankan. Mirip (maaf) produk dari Cina itu. Sekarang bank umum syariah sudah ada 5. Unit Usaha syariahnya lebih dari 24. BPRS lebih dari 130. Apakah bank syariah akan mengalami sindrom yang sama?

Monday, March 15, 2010

Pembiayaan Emas, Mencari celah Diantara Bebatuan

Sebuah bank mengajukan permohonan produk unik kepada DPSnya: pembiayaan nasabah untuk membeli emas dengan pembayaran secara angsuran. Jawaban selintas dari DPSnya: Tidak Boleh. Karena Jumhur ulama tidak membolehkan pembelian emas secara hutang berdasarkan hadits Nabi: "Emas ditukar dengan emas, perak ditukar dengan perak...... secara tunai, jumlahnya sama." Titik.

Benarkah sesederhana itu? Jika memang ya, maka tidak ada kemungkinan bagi bank syariah untuk memberikan pembiayaan kepada nasabah untuk membeli emas melalui skema Murabahah. Masalahnya ada banyak persoalan disini, sehingga jawaban selintas seperti itu bisa-bisa misleading alias tidak tepat.

Monday, March 8, 2010

Cycling in Bekasi; Between Fun and Pain

It has been already one year that I started using bicycle to office. People call it "B2W", which stands for bike to work, a new phenomenon among the city dweller who uses bicycle from his home to work place. They do it mostly based on the awareness of reducing air pollution from vehicle exhaust, a part of campaign to keep environment green and healthy.

I honestly cannot stand with them thoroughly.The distance between my house in Bekasi Timur to Jalan Thamrin in Central Jakarta, is 33 km away. Nobody will ride a bicycle for such a distance just for a commuting route. Even if he is able to do it, he will not be able to do anything else in the office due to exhaustment. The intention of keeping environment green, or to keep the life healthy, will be no use at all, because he will sacrifice the working hours for a rest after a long ride. That is why I decide to combine between riding bicycle and getting bus or riding bicycle and using train. And I prefer the second one.

Thursday, March 4, 2010

Neo-Klasik di Pondok Kita

Re-load tulisan
Ditulis untuk Milis Alumni - Pondok Pesantren Attaqwa, Bekasi
Waktu masih kuliah di fakultas ekonomi, saya menikmati perdebatan antara mazhab Klasik yang diwakili oleh Adam Smith, Ricardo, Mill, JB Say dan lain-lain dengan mazhab Keynesian yang dimotori oleh Keynes, Philips, Kuznets, dan kawan-kawannya. Mazhab klasik yang memegang asumsi "penawaran (suplai) menciptakan permintaannya sendiri" terasa kedodoran berhadapan fakta empiris yag disodorkan para 'ksatria' Keynes berupa resesi dan hyperinflation yang terjadi pada tahun 30an. Saat itu, barang melimpah, tapi daya beli publik sangat rendah akibat gerogotan inflasi. Sebagaimana dimaklumi, berapapun besar nilai uang, tapi jika inflasi juga tinggi, maka nilai riil uang jadi tidak berarti terhadap barang.

Sunday, February 28, 2010

From Yogya with Hurt

It is long week end  vacation, 26-28 February 2010, due to commemoration of Maulid Nabi SAW. Alhamdulillah. But I was unexpectedly assigned to go to Yogya, replacing big boss, who already promised to students' association, called Forum Mahasiswa Shariah se Indonesia, that he will deliver a speech about Islamic banking, in their annual camp. This assignment, off course,  leaves my family and colleagues wondering; why I should go, when everyone spend their vacation at home, or when everyone will gather for Maulid celebration in our "pondok" almamater. I shrugged off. That is a work consequence. That is choice of life. I wish I had other choice...

Dialog ekonomi di Milis Alumni

Pertanyaan Kedua untuk Bang Cecep (dan kawan-kawan): Tentang Cash dan Kredit serta (masih tentang) Sukuk
Mumpung lagi ada waktu untuk menjawab. Saya jawab semampu saya ya. Mohon maaf jika nanti banyak istilah keuangan yang bikin pusing, tapi saya pastikan itu terdefinisikan dengan jelas.
1. Masalah Sukuk
Untuk sukuk yang terakhir, yaitu Sukuk Retail kedua (SR -002) dan juga sebelumnya (SR-001) seseorang dengan uang Rp. 5 juta dapat memiliki satu lembar sukuk. Jadi jika pertanyaannya apakah bisa membeli sukuk dengan dana sebesar Rp. 25 juta, jawabannya ya. Dan sukuk yang diperoleh adalah 5 lembar. Untuk sukuk yang baru diterbitkan (SR-002) setiap orang dapat membeli di Bank Syariah Mandiri selaku bank syariah yang ditunjuk Direktorat Pembiayaan Syariah - Depkeu, selaku agen penjual. Jika pemegang sukuk ini ingin dananya kembali sebelum jatuh tempo, ia bisa menghubungi bank syariah mandiri untuk memperoleh informasi kapan lelang dilakukan.

Wednesday, January 27, 2010

Kemana Perginya Konsep Dosa?

Kemarin sore seorang teman membuka Youtube dan menonton film Upin-ipin, film kartun buatan Malaysia yang sedang digandrungi anak-anak Indonesia. (Film yang satu ini tentu tidak bisa diklaim oleh rakyat Indonesia sebagai warisan budayanya, tidak seperti Reog Ponorogo atau Batik). Film pendidikan yang sengaja dibuat untuk menjelaskan tentang puasa kepada anak-anak ini terasa apik. Episod demi episod bercerita soal puasa dan permasalahannya yang terjadi pada anak kecil selevel Upin-ipin, Ehsan, Fizi, Mail dan bahkan bagi anak-anak non muslim lainnya seperti Mei-mei, Jarjit dan Rajoo. Lalu ada tokoh bijak seperti Opah (nenek) yang selalu sabar menjelaskan tentang masalah agama kepada kedua cucunya yang bandel dan cerewet, tapi baik itu. Dan ada tokoh galak seperti kak Ross yang bertugas menjaga disiplin.

Tuesday, January 12, 2010

Amih: The Greatest Mom of All

Terus terang saja, judul di atas adalah plesetan dari The Greatest Love of All,  lagu yang diciptakan George Benson untuk film tentang Muhammad Ali, dan dipopulerkan oleh Whitney Huston. Saya menggantinya dengan mom (panggilan manja seorang anak kepada ibunya di Amerika) untuk merujuk kepada seorang ibu. Tapi ini bukan tentang ibu saya. Tulisan ini dikarang untuk seorang uwa, yang dalam bahasa Sunda berarti kakak dari orang tua. Dan dia seorang wanita. Ada alasan khusus mengapa saya memberinya gelar seperti itu.