Pages

Thursday, November 3, 2022

Attaqwa, NU atau Muhammadiyah?

Sering orang bertanya, Attaqwa itu alirannya NU atau Muhammadiyah? Jawaban saya, ngga NU juga ngga Muhammadiyah. Terus dia nanya lagi, koq ibadahnya mirip NU? Saya jawab dengan pertanyaan pula, emang yang ibadahnya kayak gitu cuma NU? Itu tandanya yang nanya kurang piknik. Coba keliling deh, ke Matlaul Anwar di Banten, PUI di Majalengka, Nahdlatul Wathon di Lombok (asal muasal Tuan Guru Bajang), Alwashliyah di Medan dan lain-lain. Semuanya beribadah mirip Attaqwa. Ushalli, Qunut, Tahlil, Maulid, Talqin ada semua. Makanya seringkali kesimpulannya saya balik: Ibadah di NU itu mirip Attaqwa. Kontan yang nanya tambah bingung (hehe..).

Ribednya Pengawasan di Yayasan

Kata orang, kelemahan lembaga Islam (baca: yayasan) adalah manajemen. Orang yang paling sering mengungkapkannya adalah Bang Imad (Dr. ‘Imaduddin ‘Abdulrahim), penulis buku Kuliah Tauhid (1979) yang populer itu. Tapi sebagai santri yang dididik di pesantren semi-modern sulit memahami memahami premis itu. Sejak masuk tingkat Aliyah kami sudah dididik praktek organisasi. Disuruh jadi pengurus. Didalamnya belajar perencanaan, pengorganisasian, struktur, pelaksanaan dan pelaporan. Ada raker dan orientasi pengurus. Ada evaluasi dan suksesi dalam bentuk kongres dengan nama Sidang Pleno. Juga usulan program kerja dan rekomendasi kepada Yayasan. Pokoknya manajemen dalam arti kecil udah dijalanin deh, kata orang Bekasi.