Pages

Thursday, July 2, 2015

Ketika Manajemen Perlu Korban

Alkisah pertanyaan manajemen "Tahun ini Makan Siapa" dimulai dengan masuknya teori ilmiah kepada manajemen. Tadinya manajemen itu sebuah seni menarik, seni mengendalikan orang lain untuk mengerjakan yang sebenarnya tanggung jawab si manajer di atasnya. (sich!)

Ketika ilmu statistik memasuki wilayah manajemen dan menentukan promosi karyawan, maka ia bertindak seperti justifikasi ilmiah bagi penentuan seseorang masuk wilayah "rata-rata (average)" atau "sisi spesial kiri dan kanan". Ketika ditentukan dalam sebuah unit tidak boleh ada 2 bintang (star), maka yang lain harus rela mengalah menjadi average alias rata-rata bahkan jadi alasnya (base), Mereka adalah bagian rapuh pada sebuah sebuah distribusi normal. Biasanya dilukiskan dalam grafik seperti tumpukan pasir ke atas. Saat seperti itu, meritokrasi adalah sebuah absurditas kalau bukan isapan jempol dan pemanis bibir para pimpinan unit. Dan yang sering terjadi adalah "teori arisan" alias bergilir.


Tapi itu lebih baik daripada penentuan promosi didasarkan banyaknya ketemu dengan pimpinan alias cari muka (Carmuk). Padahal bagi sebagian besar karyawan orang itu otaknya jeblok dan kerjanya cuma bisa nyuruh. Dia kuat didukung pimpinan karena dia punya akses ke dunia luar seperti teman di DPR yang membuat pimpinan berkepentingan untuk cari selamat dan memperpanjang jabatan.
Pribadi culas seperti inilah yang menghuni sebagian besar kantor birokrasi di Indonesia.

Kebayang ngga jika itu terjadi di bank syariah?
Wallahu A'lam

2 Juli 2015
Ulang tahun anak tersayang harus diisi dengan refleksi mendalam tentang arti sebuah kejujuran. Semoga engkau tidak hidup di negeri aneh ini sayang. 

No comments: