Pages

Monday, November 28, 2011

Malaysia dan IILM

 Setiap kali mengunjungi ibukota negeri jiran, Malaysia, selalu terbayang transportasinya yang mudah, cepat dan nyaman. Demikian pula tempat-tempat lainnya yang, meskipun terkadang sederhana, tapi rapih dan bersih. Udaranya juga bersih, karena dijaga dengan ketat. Bis-bis dan kendaraan berat yang umumnya menggunakan solar, dan produsen asap paling tebal di jalan-jalan di indonesia, disana jangan harap bisa lolos uji emisi. Sekali melebihi ambang batas, saat itu pula mereka disuruh parkir. Pilihan bagi si sopir cuma dua, diambil bengkel, atau masuk besi tua. Tidak ada cerita truk dan bis mogok di jalan karena uji mesin wajid dilakukan berkala dan siapa saja yang suka “main” alias melakukan penipuan, baik pemilik kendaraan maupun bengkelnya, bakalan penjara urusannya.

Orang Betawi: Palugada... Apa Lu Mau Gua Ada

Tulisan di Gerai Info Edisi 8/ Nopember 2011
Rubrik: WAWASAN
Bank Syariah, Orang Betawi Bilang: “PALUGADA … Apa Lu Mau Gua Ada”

Banyak orang menyangka bahwa bank syariah cuma bank konvensional yang diberi label bahasa Arab. Kesan itu bisa jadi muncul karena transaksi yang dilakukan di bank syariah beda-beda tipis dengan bank biasa. Tapi kalau dilongok lebih dalam, haqqul yakin kesan itu akan segera hilang.
Tabungan di bank syariah memang tabungan. Tapi di bank syariah ada yang jenis titipan, ada yang jenis investasi. Artinya nasabah bisa milih, mau yang nitip aja, atau yang ada keuntungannya. Terus, depositonya juga memang deposito. Tapi ada keistimewaannya, yaitu return nasabah didasarkan pada keuntungan bank, kalau keuntungan bank lebih tinggi, nasabah juga bisa dapat untung lebih banyak. Demikian juga gironya, setali tiga uang. Ada saldo minimal, bisa dapat jasa giro (yang di bank syariah disebut bonus), terus pakai medianya cek atau bilyet. Tapi dalam bank syariah, giro juga bisa bagi hasil. Tergantung dasarnya, mau pakai titipan atau investasi.