Pages

Tuesday, February 17, 2009

Hikmah Sebuah Independensi

Hingar bingar kampanye partai politik melalui baliho, stiker, umbul-umbul, bendera, iklan di TV dan radio semakin hari semakin memanas, menuju hari-H pemilu 14 April 2009. Keputusan MK yang membatalkan klausul undang-undang perolehan kursi seseorang ditentukan oleh daftar urut, membuat hasil pemilu mendatang semakin tidak menentu. Bisa jadi caleg dengan nomor urut 3 atau empat memperoleh suara lebih banyak dari caleg nomor urut pertama dari partai yang sama, di daerah pemilihan (dapil) yang sama. Itulah resiko dimana sistem pemilihan tidak mengikut distrik. Tidak heran misalnya dalam suatu dapil diperoleh 4 orang anggota legislatif dari partai yang berbeda. Padahal dalam sistem distrik, hanya satu calon yang memperoleh suara terbanyak yang mewakili distrik itu.

Beberapa teman berusaha meminta agar saya mendukung mereka. Tapi secara konsisten saya menolaknya karena dua hal: Pertama saya pegawai Bank Indonesia, yang tidak boleh secara formal mendukung, menjadi anggota ataupun pengurus partai politik. Kedua, sebagian yang menjadi caleg adalah teman, baik junior maupun senior. Memihak salah satu dari mereka sama dengan menjauhi yang lainnya. Padahal dari dulu saya tidak pernah suka berpihak dalam partai politik, apalagi diantara partai Islam.

Hikmah bekerja di sebuah regulator keuangan, selain belajar memegang amanah (rahasia), adalah terus-menerus bersikap independen. Independen dalam arti tidak bergantung kepada pihak manapun dan juga tidak berpihak ke sisi manapun, kecuali peraturan. Akibatnya, sikap yang muncul sering diartikan macam-macam: plin-plan, tidak punya sikap, atau kaku. Risiko lainnya adalah tidak punya teman. Ketika banyak orang berpihak ke satu sisi, sementara sebagian ke sisi lainnya, maka saat itu bersiaplah untuk mendapatkan diri pada kesendirian.

Yang aneh, rasa sendirian itu hanya sebentar. Karena berjarak sama dengan semua sisi, orang justru akan lebih banyak curhat kepada orang yang netral, dengan harapan rahasianya dapat disimpan. Kalaupun dia pikir orang ini akan cerita, ia dapat diharapkan menyelesaikan masalah yang timbul diantara mereka.

bersambung

No comments: